21.12.09

MaNtaN ( YaSiN Wiwi )

Kenapa km kembali lagi????
Knp km hadir???
knp km mengusik hidupku???
Aku tak ingin menecewakan dia...
Dulu kau buang aku..sekrang???
kau ingin aku???
Aku tak sendiri lagi...
Bersusah payah aku tersenyum..menghapus derai airmata yang jatuh...
aku tak ingin aku membayar airmata yang jatuh..kau jauh..
kau tak nyata lagi tukku.,

SaNg MaNtaN

Dulu aku kau puja
Dulu aku kau sayang
Dulu aku sang juara
Yang slalu engkau cinta
Kini roda telah berputar

Kini aku kau hina
Kini aku kau buang
Jauh dari hidupmu
Kini aku sengsara
Roda memang telah berputar

Reff:
Mana janji manismu
Mencintaiku sampai mati
Kini engkau pun pergi
Saat ku terpuruk sendiri
Akulah sang mantan
Akulah sang mantan

Sakit teriris sepi
Ketika cinta telah pergi
Akulah sang mantan
Akulah sang mantan

Mana janji manismu
Setia sampai aku mati
Kini engkau pun pergi
Saat ku jatuh dan sendiri

20.12.09

NoNe...

Aku tak tahu cinta apa yang sedang aku rasa…
Semuanya seperti air yang mengalir, yang tak tau lagi kapan akan berhenti…
Alirannya deras dan tak berbekas… aku mencoba tersenyum, walaupun hakekatnya hatiku menangis..
Aku hanya sesosok manusia yang tak tahu kapan semuanya akan berakhir…
Aku hanya sesosok manusia yang mencoba mengenal cinta, menggaguminya, menyatu dalam kehidupannya…
Tapi, setelah aku masuk kedalamnya , malah semakin rumit…
Seperti benang yang tak pernah lurus,,
Aku bingung harus memilih yang mana…
Jalan yang tak pernah aku tau berakhir atau tidak….

Date , 24 november 09..
Andai km tau semua yang aku simpan aku ingin km mengetahuinya tnp qm hrs memblsnya krn raga ini tak pernah bs km miliki,,,

Sahabatku...

Ya allah..jangan pisahkan aku dan sahabatku..
dia yang selalu mengerti aku dalam keadaan ku yang sulit...
Mereka yang selalu ada saat kesedihanku...Mereka yang membuat aku tersenyum dan menghapus air mata ini..
mereka yang mengingatkan ku saat aku salah...
ya allah, engkau maha pengasih..
jangan putuskan tali silaturahmi kami...
Ya allah 17 tahun kita selalu bersama...sejak kita belum mengerty indahnya dunia dan jatuh cinta
sejak kita belum paham ini dan itu..
Sejak kita melalui masa-masa pengenalan bersama....
Dan saat kita beranjak Dewasa..
Persaudaraan ini semakin erat..semakin mendarah dagin,...

Mau dibawa kemana

Semuanya telah kuberi
Dengan kesungguhan hati untukmu
Hanya untukmu

*
Tak perlu kau tanya lagi
Siapa pemilik hati ini
Kau tahu pasti dirimu

**
Tolong lihat aku
Dan jawab pertanyaanku

Reff:
Mau dibawa kemana hubungan kita
Jika kau terus menunda-nunda
Dan tak pernah menyatakan cinta
Mau dibawa kemana hubungan kita
Ku tak akan terus jalani
Tanpa ada ikatan pasti
Antara kau dan aku

Sudah Cukup

Mungkin hati ini tak ingin kau kembali
namun mimpi ini selalu aku banggakan
dan di saat terindah bersama dirimu
kan selalu ada di setiap jejak langkahku

* dan tak pernah aku sesali cintaku untukmu
karena bagiku tlah milikimu sudah cukup untukku
kemanapun aku pergi selalu sepi tanpamu
dimanapun aku berpijak selalu hadir bayangmu

kuteteskan air mata ini untukmu
saat kau lepaskan cintaku untuk dirinya
dan di saat terindah bersama dirimu
kan selalu ada di setiap jejak langkahku

15.8.09

kenanganku...


Kita tersenyum dalam duka, menangis dalam tawa melewati semua..tak’kan pernah aku sesali semua yang terjadi terlukis di hati….”selamat jalan kekasih manis yang berujung perih..kisah yang sungguh terlalu indah kini semua berakhir sudah…”





DETISTA_020507….

Bye……DETISTA….kamu udah mati buat aku..karena kamu aku selallu bahagia dan karena kamu pula aku mengenal cinta…you’re First love…dan kamu tak’kan pernah hidup karena kita tak penah bisa bersatu…

DE_TI_STA….

Cinta pertama

Ku tak tau

Mengapa aku malu

Setiap aku tau dia didekatku

Aku susah

Bila dia tak ada

Tak ingin jauh ku darinya

Reff :

Ada rasa

Yang tak biasa

Yang mulai kurasa yang entah kenapa

Mungkinkah

Ini pertanda

Aku jatuh cinta

Cintaku yang pertama

Tuhan tolong berikan isyarat

Semoga ada jawaban atas doaku

Gelisah aku mendambakan cinta

Yang indah tanpa air mata

21.7.09

Kamu mencintainya,

© Ketika kamu rela menerima kesalahan di, karena itu adalah bagian dari kepribadiannya

© Ketika kamu Rela memberikan hatimu, kehidupanmu, bahkan kematianmu

© Ketika hatimu tercabik bila ia sedih Dan berbunga ketika ia bahagia

© Ketika kamu menangis untuk kepedihanya dan biarpun dia cukup tegar menghadapinya

© Ketika kamu tertarik pada seseorang tetapi kamu masih SETIA bersamanya.

© Cinta adalah pengorbanan…

© Mencintai berarti memberi..

© Kadang memang menyakitkan tetapi itulah harga yang harus di bayar untuk sebuah cinta ketika kita mulai mengenalnya.



ONLY IN MY DREAMS

Sissy membungkukkan badannya sambil menarik nafas panjang. Dia terengah-engah di depan pintu kelasnya. Kelas XII IPA 4

“I’m late”Desisnya.

.Padahal jarum jam baru berlalu dari pukul 07.00, guru piket telah ada di dalam kelas. Mereka yang terlambat dilarang mengikuti jam pelajaran pertama selama satu jam pelajaran dan mendapat hukuman yang tepat untuk mereka yang terlambat, termasuk Sissy. SMA Bunda Pertiwi, SMA yang terkenal taat dengan peraturan sekolah. Jam 7 tepat guru piket telah berada di depan sekolah. Sissy, siswa kelas XII IPA 4, ini tahun ajaran baru, dia telah membuat pelanggaran hebat. MOS telah selesai ini awal pelajaran di mulai.

“Kalian putari lapangan 5 kali tanpa berjalan”Ucap salah seorang guru piket

Sissy berlari, baginya lari adalah sesuatu yang telah terbiasa tetapi dia malu dengan guru piket yang terus memandangnya. Ini pertama kalinya terlambat selama 2 tahun dia tidak pernah terlambat, selalu lolos walaupun mepet tapi itu sesuatu yang bagus. Terik matahari pagi itu tak terlalu panas, hanya keringat yang berceceran di sekitar wajahnya. Setelah 5 kali putaran, Sissy mengikuti lainnya untuk berbaris. Di bungkukannya tubuhnya rampingnya kedepan, nafasnya naik-turun. Dia menoleh kebelakang ditela’ah satu persatu wajah tiap anak yang menemaninya pagi itu. Bola matanya terhenti pada satu cowok di belakang barisannya tepat.

“Rendi”Desisnya

Cowok itu telah menghilang dari matanya setelah 3 minggu di semester akhir kemarin setelah beberapa waktu dia menhilang ternyata dia kembali lagi. Dia tersenyum kecil kearah Sissy. Senyum yang telah lama menghilang, entah kapan senyum itu kembali ke bibirnya. Cowok yang sekarang duduk di kelas XII IPA 1, cowok yang mencuri hatinya. Entah sejak kapan Rendi mencuri hatinya tetapi sejak kelas XI awal bertemu Rendi, Sissy merasakan sesuatu yang berbeda di hatinya.

“Ya, Bel jam pertama telah selesai. Sekarang waktunya kembali ke kelas masing-masing”Kata Mr.Wildan. Guru bahasa Inggris yang lumayan galak. Suaranya mengagetkan Sissy dan membangunkannya dari lamunannya tentang Rendi. Rendi mendekatinya.

“Hi..”Sapanya

“Hi juga,,,kemana aja selama ini??”Tanyaku penasaran

“Nggak kemana-mana…di kelas males aja keluar”Katanya

“Bohong”Kata Sissy

Rendi hanya tersenyum. Ternyata Sissy tahu bahwa dia tak ada di sekolah selama ini. Sissy dan Rendi tak sekelas mereka berpisah kelas.

“Aku masuk ya?”Katanya

“Yapz”ucapku

Sissy mengamatinya perlahan lewat cara jalannya dan memandang punggungnya. Andai saja dia tahu perasaan Sissy yang sebenarnya. Sissy menarik nafas panjang dan menghembuskannya seakan memiliki beban berat yang menimpanya. Sissy mengetuk pintu kelasnya. Guru Mapel pagi ini tak begitu memperdulikannya. Beliau langsung menyuruh Sissy duduk karena beliau faham betul bahwa hukuman dari guru piket telah cukup melelahkan muridnya ini. Sissy berjalan menuju bangkunya. Chika, sahabatnya yang duduk sebangku dengannya hanya tersenyum. Pelajaran hari ini cukup membosankan. Membuat Sissy sedikit ngantuk.

“Si”Panggil Chika membuatnya sedikit kaget

“Ya”

“gimana Rendi??masih Cinta?”Tanyanya penasaran

“Kayak lagunya Kotak aja “Masih Cinta”Kataku tersenyum

“Memang ada apa?”TanyaKu sekali lagi dan menatapnya heran karena tak biasanya sahabatnya itu bertanya seperti itu padanya.

“Ngga Cuma Tanya”Jawabnya singkat

Sissy mengangkat bahu “entahlah”

Sissy menangkap sesuatu yang berbeda dari sahabatnya itu. Entah apa tetapi sesuatu besar yang sedang di hadapi sahabatnya itu.

Jam pelajaran telah usai dan jam istirahat baru saja berdentang. Kantin tempat favorite yang paling nyaman untuk menggosip dan menetaskan lelah dengan 4jam mata pelajaran.Bikin mata Sepet. Sissy, Chika, Anggi, Septy, dan Molly mereka berlima berjalan menuju kantin.

Setelah di kantin….

“Si”Panggil ke tiga sahabatnya

“Masih ngarep Rendi??”Tanya mereka bersamaan

“Kenapa pada Tanya gitu sih??tadi Chika sekarang kalian, ada apa sebenarnya??”Sissy balik bertanya kepada sahabatnya itu

Mereka saling memandang tak satupun berani menjawab. Sampai pulang sekolahpun tak ada satuorangpun dari sahabatnya yang menyinggung tentang apa yang mereka tanyakan pagi tadi.

“Yah…what ever lah!!”Batin Sissy

“Apapun yang terjadi aku tetep sayang kamu,, Rendi”Teriak Sissy setelah sampai di kamarnya. Dia memejamkan matanya dan terlelap. Di matanya Rendi menari-nari dalam mimpinya.

“Apa ini Cinta?”Tanyanya dalam hati ketika dia sibuk mengerjakan PR fisikanya

“Love at the first sight???”Tanyanya sekali lagi

“Tuhan, I’m falling in love!!!!”teriaknya sekali lagi.

6 Bulan kemudian….

Tiba-tiba handphonenya berdering….

“Anggi???”Tanyanya heran saraya menyambar Handphone di sampingnya.

Dengan terseyum dia menganggkat telefon dari sahabatnya itu.

“Apa??”Tanyanya girang

“Besok minggu kumpul di rumah Chika”Katanya

“Ada siapa aja??”Tanya sissy

“Banyak kok!!dateng ya???”Jawabnya singkat

“Kamu harus tahu yang sebenarnya, kamu harus lepas dari Mimpi-mimpi kamu. Kita tidak bisa melihat kamu terus-terusan gini. Kamu harus keluar dari mimpi kamu, Si”

“Maksudnya?”tanyaku heran

“Pokoknya dateng”Bye”Klik terdengar nada telefon terputus

Sissy merasa aneh dengan sikap sahabatnya itu. Berhari-hari setelah liburan dan sebelum liburan mereka seperti ini terhadap Sissy. Tepatnya ketika mereka tahu bahwa Sissy benar-benar jatuh cinta terhadap Rendi. Mereka menutupi sesuatu yang Sissy tak pernah tau.

Hari minggu masih jauh, hari-hari Sissy masih dia gunakan untuk mencari tahu tentang apa yang sahabatnya sembunyikan dan tentang Rendi yang pernah menghilang setelah ujian akhir semester dan baru muncul di awal semester kelas XII entah kenapa manusia aneh itu. Misterius.

Sissy belum mendapatkan apa yang dia mau, Rendi semakin menjauh dari Sissy. Membuat Sissy semakin bingung tak tau harus berbuat apa. Hari ini hari Sabtu, 19 November, Sissy sedang asyik mendengarkan music dari Radio kesayangannya. Tiba-tiba ada pesan di Radio itu untuknya. Penyiar radio itu jelas menyebut namanya Sissy di SMA Bunda Pertiwi. Hanya dirinya yang memiliki nama itu di selluruh sentero sekolah. Ada seorang cowok mengirim pesan untuknya.

“Buat Sissy di SMA Bunda Pertiwi Dari Rendi di SMA Bunda Pertiwi. Si, Andai kamu denger pesanku ini, Aku pengen kamu bisa terima kenyataan yang jauh dari mimpi kamu, kamu harus bisa terima itu, karena mimpi dan kenyataan jauh berbeda. Mimpi yang kamu ingin tidak selalu bisa terkabul, Si”Kata penyiar itu membacakan pesan dari Rendi.

Sissy termenung, memikirkan apa yang Rendi katakan. Entah apa yang Rendi ingin, dan apa yang akan di lakukan sahabatnya besok Sissy belum tahu. Sissy terlelap malam ini dengan penuh pertanyaan dalam benaknya. Esok pagi apa yang terjadi dia sendiri belum tahu. Apa yang Rendi maksud dengan Mimpi yang tak bisa tercapai, dan apa yang akan di perlihatkan kawan-kawannya.

Hari ini Minggu pagi, matahari bersembunyi di balik bukit. Dia enggan muncul pagi ini, awan gelap terus menyelimuti bumi pagi ini. Sissy terbangun dari tidurnya, membuka jendela dan berdiri menatap langit yang mendung. Fikirannya penuh dengan kalimat-kalimat yang selalu kawan-kawannya katakan. Hari ini jam 10 pagi, Sissy semakin takut melangkah. Dia berlari kecil menyembar handuk, dan menuju kamar mandi.

“Ma, Sissy mau ke Chika jam 10, mama ngga apa-apa sendirian?”Tanya Sissy ketika sarapan pagi

“Ya, Ngga apa-apa kok”

Sissy bersiap-siap di kamarnya. Sissy takut datang kesana, entah kenapa tiba-tiba ada perasaan seperti ini. Kejadian ganjal terus-terusan ada, Rendi yang sudah beberapa hari tak terlihat. Sissy enggan melangkah, berat rasanya. Dia terus-terusan menarik nafas panjang. Hingga Mama mendengarnya.

“Ada masalah, Sayang?”Tanya Mama

Sissy menggeleng. Dia berjalan ke garasi mengeluarkan motornya. Tak ada semangat Sissy yang dulu. Jam 10 lewat 5 menit. Sissy berjalan perlahan hingga akhirnya sampai di rumah Chika. Mereka sudah datang lebih dulu dari Sissy. Sissy membuka pintu rumah Chika.

“Si,”Kata mereka bersamaan

“Ada apa sih??”Tanya Sissy

“Ikut kita yuk”

Sissy tak banyak bicara, dia hanya terdiam mengikuti ke empat kawannya itu. Sissy bingung. Tapi, Sissy percaya mereka sayang Sissy. Arah mereka menuju rumah sakit. Entah apa ini maksudnya. Sissy semakin tak mengerti. Tetapi dia hanya terdiam, Mengikuti ke empat sahabatnya. Kamar Melati 309. Mereka membuka pintu itu dan Sissy melihat seorang cowok terbaring lemah disana.

“Rendi”Ucap Sissy Lirih. Ada telaga bening di matanya, entah kapan dia ada di mata Sissy.

Rendi tersenyum.

“Kanker Otak”Ucap Chika

Sissy berlari keluar. Dia menangis. Chika mengejarnya. Entah apa yang Sissy takutkan terjawab sudah.

“Ka, aku sayang banget sama dia, dia pangeranku dalam mimpi, Ka”Isaknya menyadari Chika di sampingnya.

Chika tak tahu harus berbuat apa, karena dia sendiri sedang sibuk terlihat tegar. Jujur saja dia sama dengan Sissy, dia benci hari ini.

“Sissy”Tiba-tiba terdengar suara Rendi

“Aku tahu, aku mimpi kamu. Kamu sayang aku”Katanya lirih

“Maaf selama ini aku menghilang, Maaf selama ini aku ngga peduli sama cinta kamu. Karena penyakit ini. Aku nggak pengen kamu sedih kalau suatu saat tuhan ingin aku, Si”Katanya seraya mengangkat wajah Sissy.

“Dari mana kamu tau, Aku sayang kamu?”Tanya Sissy

“Foto-foto aku di flashdisk kamu, Di friendster, dan tulisan tentang aku di blog kamu, tulisannya gini kan “ ketika aku hancur karena laki-laki, kamu yang menyadarkan aku bahwa aku masih bisa jatuh cinta lagi dan itu sama kamu, Rendi”Katanya mengeja tulisan Sissy di Blognya. Dan tersenyum.

“…..”Sissy terdiam kartu matinya telah terbuka.

“Maaf kita nggak bisa sama-sama, tapi jangan takut aku menghindar, aku tetap Mas Rendi kamu”

Sissy semakin sesenggrukan, sahabat memang sulit menjadi cinta. Sissy sakit memang. Tetapi dia benar-benar terima apa yang Rendi katakan. Rendi baik dia tak ingin Sissy masuk dalam dunianya. Karena umurnya tak tahu kapan akan tuhan akhiri lewat penyakitnya.

“Belum semuanya cinta itu kamu kasih ke aku kan?Akhiri mimpi kamu tentang kita, beri hati itu untuk orang yang lebih pantas untuk kamu”Ucap Rendi bijak

“kamu masih bisa jatuh cinta lagi”

Seminggu setelah kejadian itu, Rendi tak sadarkan diri. Dia Koma, hingga akhirnya tuhan mengambilnya untuk selama-lamanya. Sebelum meninggal Rendi membuka matanya dan meraih tangan Sissy. Dan menghembuskan nafasnya. Sissy belum bisa menerima kenyataan ini, tapi dia sadar kalau Rendi tak ingin dia menangis dan belajar mencintai orang lain. Mencintaimu bukanlah bagaimana aku melupakanmu, Melainkan bagaimana aku merelakanmu, bukanlah apa yang aku lihat melainkan apa yang aku rasakan, bukanlah bagaimana aku menderita melainkan bagaimana aku dapat bertahan tanpa kamu. Rendi, you’re only in my dreams.


7.7.09

Ketita semuanya berakhir...

kamu pergi ketika hati ini tersadar aku benar-benar jatuh cinta...
tapi kenapa semuanya harus berakhir...
kita saling menyayangi tetapi mengapa kita harus saling menyakiti...
tuhan, beri aku kesempatan yang tak penah ku sesali..kesempatan
di mana aku bertemu dengamu sekali lagi dan bersamamu walaupun sekejap...
tuhan, jika dia memang jodohku..kemlaikan dia seperti dulu..ketika semuanya tak pergi
meninggalkanku sendiri....
Nanti, esok, dan seterusnya...

9.5.09

it's me cHaCa

Apa yang tidak aku katakan adalah apa yang aku rasakan..
dan apa yang tidak aku tulis adalah impian dalam angan...
aku merasakan indahnya cinta, walau hanya sesaat..
aku...
aku...
aku tak sekuat apa yang kau lihat..
aku tersenyum dan luka terus melebar..
aku memang bukan wonder women tanpamu...
tapi, aku...
aku ...
yang akan mencintaimu selamanya

tell of why, you're so hard to forget

Entah apa yang ku rasa sekarang
Luka yang kau buat masih cukup ku rasa dalam hati..
hari-hariku penuh sesak oleh luka yang tak kunjung sembuh
oleh darah yang menetes tak tertahan
air mata yang tak kunjung habis menantimu..
aku menunggumu...
kapan kau hadir...
kapan kau mengerti aku....
Tell of why, you're so hard to forget...

8.3.09

Dirimu` Tak lekang oleh waktu'

Seorang gadis duduk termengung di depan halte bus. Bukan untuk menanti bus atau menanti jemputan. Tapi untuk menanti kekasihnya yang pergi karena ada orang lain yang mengganggu mereka. Biasanya Deva dan Nuri akan melewati jalan itu setelah pulang dari sekolah. Dia benar-benar mencintai Cowok itu, Deva mantan kekasihnya. Deva pergi 2tahun yang lalu. Karena ada Nuri, dia hadir di tengah-tengah Deva dan Chaca di saat hubungan mereka retak. Di saat semuanya rapuh. Tak berapa lama Deva dan Nuri lewat di depan kedua matanya. Dia tau hatinya benar-benar terluka dalam. Tapi hanya itu yang dapat ia lakukan, tak ada lagi. Menemuinya itu juga tak mungkin. Dia belum bisa mengikhlaskan mereka, sama seperti sekarang. Hatinya terhadap Deva belum berubah. Ingatannya kembali berputar ketika terakhir mereka bertemu, Chaca nama cewek itu

“Cha, aku bakal temui kamu setelah ujian nasianal nanti”Kata Deva malam itu

“kamu janji?”Isak Chaca di hadapan Deva, Chaca tau hati Deva tak ingin melakukan ini, tapi kisah mereka tak mungkin bisa di lakukan, tak ada lagi yang bisa di pertahankan.

“Apa kita bisa kembali lagi? Seseorang yang menikah juga bisa pisah karena cerai, tapi mereka juga bisa rujuk, Va?”Isak Chaca sekali lagi.

“Ada juga seseorang yang menikah yang cerai lalu menemui jodohnya selanjutnya”Ucap Deva pelan

“Tapi, Va buatku jodoh hanya satu kali, menikah satu kali , bercinta hanya satu kali dan hiduppun hanya satu kali, tak mungkin berkali-kali”Chaca Menjelaskan

Jemarinya yang lembut, diraih oleh Deva. Itu terakhir kalinya dia memegang tangan Deva dan pelukan Deva kala itu untuk yang terakhir. Di Radio saat itu terdengar lagu milik kerispatih “Demi Cinta”. Ada sebuah lirik yang membuat Chaca merasa tersentuh dan membuatnya berfikir kalau itu dirinya.

“Jujur aku tak kuasa saat terakhirku genggam tanganmu, namun yang pasti terjadi ku tak mungkin kan bersama lagi. Bila nanti esok hari ku temukan dirimu bahagia, ijinkan aku titpkan kisah cinta kita selamanya……”

Tangis Chaca semakin terisak. Saat melihat Deva pergi menjauh Chaca tak berhenti mengejarnya. Deva tak memperdulikan itu.

“Deva……Chaca Cinta sama kamu, jangan tinggalin Chaca, Va”Isak Chaca. Tiba-tiba hujan turun amat deras. Chaca baru sadar ketika itu semua orang menatapnya heran.

“Chaca, tau tuhan Deva nangis. Chaca tau Deva ngga bisa. Kenapa tuhan lakuin ini ke Chaca!!”Teriaknya

“sabar, Cha!!Ayo minta maaf sama tuhan. Chaca ngga baik ngomong gitu”Tiba-tiba ada suara di belakangnya.

“Arya….”

“Pulang yuk?”

Setelah itu tak ada kontak di antara mereka. Chaca mencoba menghubungi Deva. Dia memberanikan diri meminjam HP Tama sahabat Deva di sekolah, dan sahabat kecil Chaca yang mengenalkan dirinya dengan Deva.

Telfon itu di angkat…

“Halo….”Sapa orang di seberang sana

Chaca membalasnya dengan kata yang sama dengan suara yang bergetar, dia tak bisa menyimpan rindunya yang telah 4 bulan dia tahan. Dan membohongi dirinya kalau di hatinya tak ada cinta yang tumbuh subur.

“Kok pake no.number sih?”Ucap Deva

“Kamu tau ngga aku siapa?Aku bukan Nuri”Kata Chaca dengan menangis. Dia tak tahan lagi airmata itu keluar dengan sendirinya

Tiba-tiba dia terdiam tak bersuara….

“Halo…”Ucap Chaca

“Dev…”Klik terdengar suara terputus dari seberang sana.

Chaca semakin terisak. Tak ada lagi kesempatan baginya untuk lebih dekat dengan Deva. Chaca terisak di kamarnya. Rindunya tak bisa lagi dia pendam. Dia menangis sesenggrukan. Dia berbohong di hadapan teman-temannya. Setiaphari hanya senyum yang dia keluarkan. Tapi hati kecilnya menangis, mencari Deva. Tak pernah berhenti. Tak pernah berjarak. Tak ada yang tahu kecuali dirinya dan tuhan.

“Tuhan, Bantu Chaca melewati semuanya”Isak Chaca

1 bulan setelah itu…

Deva benar-benar tak memenuhi janjinya hingga sekarang. Hari ini hari terakhir ujian nasional, Chaca menanti kedatangan Deva. Tak henti-hentinya dia menengok ke arah jendela. Cintanya belum berubah dan belum berpindah. Di Radio penyiar kesukaan mereka terus bercuap-cuap. Dia sedang membacakan pesan Chaca untuk Deva malam itu. Hingga malam datang dan bulan mulai Redup Deva belum menampakan batang hidungnya. Ini malam terakhir Chaca di kota kelahirannya, besok Chaca berangkat ke Jakarta, untuk liburan menenangkan hatinya yang merindukan Deva.

Malam ini Chaca bertekad harus bertemu Deva, daripada terlambat. Karena kangen itu semakin menggebu. Arya, sahabat Chaca. Dia tak pernah melepaskan Chaca sendiri. Dia membuntuti Chaca. Chaca berjalan dari rumahnya hingga rumah Deva. Begitu besar cintanya.

“Assalamu’alaikum….”Sapanya Setelah sampai di rumah Deva

“ Permisi tante..Deva ada”Ucap Chaca dengan bibir bergetar

“Deva berangkat liburan malam ini, dia baru aja berangkat ke stasiun”

Tanpa permisi Chaca langsung berlari menuju stasiun. Dia tak tau mau naik apa kesana, yang dia tahu dia memiliki kaki untuk berlari. Dia berlari sekuat tenaga mengejar cintanya. Jarak stasiun dan rumah Deva tak dekat. Chaca tak memperdulikannya yang dia tau dia bisa melihat Deva.

Setelah dua jam, ternyata kereta menuju Jakarta terlambat. Tapi setelah Chaca sampai kereta itu telah datang. Dia sibuk mencari Deva. Arya kehilangan jejak Chaca, dia langsung banting stir ke arah stasiun.

“Deva…aku kangen,Va”Teriak Chaca

Orang-orang mengiranya gila, dia tak peduli. Dia melihat ayah Deva. Ternyata ibu Deva telah menelepon suaminya.

“Chaca….”Kata Ayah Deva

“Om, ijinin Chaca ketemu Deva”Isak Chaca

“Cha”Ucap Arya

“Ya, Deva pergi”

Chaca langsung naik ke atas kereta, dia menemukan Cintanya. Sedang duduk sendiri melamun.

“Va, ini Chaca”Ucap Chaca

“Chaca?”kata Deva kaget

“Va, Chaca kangen. Deva mau kemana?Kenapa nggak dateng?Deva lupa Chaca?Lupa ultah Chaca?”Isak Chaca

“Maafd tapi sebentar lagi kereta jalan, mending kamu turun”Kata Deva ketus, tetapi matanya memerah menahan airmata.

Deva mengantar Chaca turun dari kereta. Tangannya meninggalkan usapan halus di pipi Chaca, menghilangkan airmata Chaca.

Kereta mulai berjalan pelan, Chaca mengejarnya. Hingga dia di cegah oleh Arya…

“Ya, dia pergi, ya?”isak Chaca

Arya mengangguk, menahan airmata. Tak sanggup dia melihat Chaca seperti itu.

“Cha, pulang ya?”Ucap Tama

“aku belum bilang kalau aku cinta dia, Ya”

Chaca berlari menuju rel kereta selanjutnya. Tapi sebelum sampai sebuah mobil menabraknya.

“Brakkk..!!!”tubuh mungil chaca terlempar. Dia tak sadarkan diri. Ayah Deva membawanya kerumah sakit. Kakinya harus amputasi. Ayah Chaca mengikhlaskan anaknya lumpuh dan tak mampu meneruskan sekolah.

1 jam kemudian…

Chaca membuka matanya perlahan…

“Cha”Ucap Arya

“Arya, Chaca dimana?Chaca kenapa?”Kata Chaca pelan

“Chaca ketabrak mobil. Chaca inget ngga? Kemarin malam?”

“Waktu Deva pergi?”

“Ya”

Chaca bangkit ketika melihat Ayah Deva. Dia tertegun. Dia membuka selimutnya, dia ingin berjalan, ingin meminta nomor handphone Deva setelah dia mebuka selimutnya yang menutupi seluruh kakinya, dia terkejut, terpukul. Arya terlambat mencegahnya.

“Arya…kaki Chaca mana?!!!”Teriak Chaca di antara isak tangisnya

“Chaca tenang ya?”

“Chaca lumpuh, Ya!!!!!”isaknya

"Arya...."

Lalu dia pingsan tak sadarkan diri…Ayah Deva masih disana bersama Ayah Chaca. Dia merasa bersalah karena anaknya Chaca harus kehilangan 1 kakinya yang mampu menopangnya berjalan. Setelah 3 hari tak sadarkan diri, Chaca terbangun. Chaca melihat raut wajah bahagia di wajah Ayah. Chaca sadar ini hukuman yang tuhan kasih karna dia telah membuat ayah sedih

“Cha, Mau apa?”Kata Ayah

Chaca menggeleng. Airmatanya mengalir. Dia sadar tuhan telah menghukumnya dengan mengambil 1 kakinya yang selalu dia bawa lari untuk mengejar Deva bukan untuk mengajar cita-citanya setinggi langit. Bukan untuk membahagiakan Ayah, tapi untuk membuat mata Ayah berkaca-kaca.

“Om, jangan bilang apa-apa ke Deva. Tentang kaki Chaca, juga tante ya, Om?”Kata Chaca memohon kepada Ayah Deva yang ada di sampingnya

“Biar aja mereka berfikir Chaca cewek bodoh yang ngga punya harga diri, yang rela mempertaruhkan harga dirinya untuk anak, Om”Ucap Chaca

“Chaca, mau pulang”Katanya sambil memandang wajah Ayahnya

Setelah mendapat persetujuan dokter Chaca pulang. Dia tak mau duduk di kursi Roda, dia ingin berjalan tetapi menggunakan tongkat di kanan dan kiri lengannya yang menyangga tongkat itu nanti.

“Ya, apa ada cowok yang mau dengan aku yang seperti ini?”Ucap Chaca ketika malam itu Arya datang ke rumah untuk menghiburnya bersama Tama, dan Desi.

“kata siapa?Cinta itu bukan untuk fisik. Cinta itu harus bisa melihat seseorang dengan sempurna walaupun kenyataannya jauh dari sempurna, Cha. Kalau kamu memiliki cinta yang seperti ini, sulit untuk melepasnya, kamu nggak akan mengeri bahwa orang yang selalu di dekat kamu, selalu memiliki apa yang kamu punya untuk orang lain! ”Kata Arya

“Maksud Arya?”Kata Chaca ngga ngerti

“Apa di hati Chaca nggak ada ruang kosong?Apa di hati Chaca sudah semuanya di bawa pergi untuk Deva?”Kata Arya

“Ya, kamu suka sama Chaca”Kata Desi kaget dan berani menyimpulkan

“Kaliankan sudah pernah pacaran, tapi karena kerana sesuatu hal kalian putuskan?sekarang mau balik lagi?”Kata Tama

“Tam, Des, itu masa lalu. Aku menerima Chaca apa adanya. Aku rela di hati Chaca ada orang lain, Asal raganya ada di dekatku dan tak pernah menangis aku bisa melihatnya tersenyum aku juga bahagia, Tam”Kata Arya

“Itsumo aishiteru”Ucap Arya

“Ceile….jepangnya keluar”Ledek Chaca

Chaca tersenyum. Dia bahagia dia membalas Cinta Arya dan seterusnya bersama Arya. Dia tak ingin mengulang kisahnya dengan Deva, dia ingin membuat cerita baru untuk kisahnya. Supaya bisa dia tuangkan ke dalam kertas putih untuk inspurasinya selanjutnya. Setelah mencintai Arya. Dia menjadi menyukai dunia tulis menulis. Dia jadi menyukai duduk berlama-lama di depan computer untuk melanjutkan cerita-cerita cintanya. 2 tahun berlalu tanpa terasa. Chaca kuliah dengan Arya. Arya benar-benar bisa menjaganya. Malam ini tiba-tiba Tama datang kerumah Chaca ketika ada Arya. Besok ulangtahun Tama ke-19.

“besok kudu datang ke Warung Pak Salman. Buat ngrayain ultahku.”ucap Tama tanpa permisi

“sudah tua masih aja di rayain”

“Ya, kita dateng”kata Arya

“Jam 7 malam jangan terlambat”

Chaca sedang bersiap-siap malam ini. Tadi siang dia sebenarnya sudah lelah sekali karena seharian berjalan tersoek-seok dengan bantuan Arya untuk mencari kado.

“Ka, Baju yang itu sudah di setrika?”Teriak Chaca ke kakaknya

“Sudah, itu di atas meja”

Mobil Arya terparkir di depan rumah Chaca. Menandakan bahwa dia telah datang dan menunnggu Chaca.

“Kenapa pake mobil?Motor kayak tadi siang kan enak?”

“Repot, Cha!!Bawa tongkat segala!!!”

Chaca terdiam. Dia merasa telah membuat Arya susah.

“Maaf, bukan gitu. Naik mobilkan ngga kena udara malam yang dingin”Katanya

Mobil melaju kencang karena terlambat ½ jam dari waktu yang di tentukan Tama. Chaca dan Arya tergesa-gesa. Tapi untung mereka belum mulai makan.

“Tam, maaf kita terlambat”Kata Arya

“Chaca mana?”Kata Arya

“Oya, di mobil”

Chaca berjalan di belakang Arya. Dia tersenyum di belakang Arya. Dia melihat ada Deva dan Nuri disana. Deva tak berkedip melihat perubahan drastis dalam fisik Chaca. Ingatannya berputar ketika Chaca menemuinya di atas kereta api. Ketika pulang mendengar cerita ibunya kalau Chaca berlari mngejar dirinya.

“Chaca?”Katanya

Tama mengenalkan Arya dan Chaca kesemua teman-temannya termasuk Deva dan Nuri.

“Kenalin ini sahabatku”Kata tama

Chaca merasa canggung. Dia takut kalau tak ada yang mau mengenalnya. Chaca hanya diam. Deva menatapnya iba. Entah kenapa tapi yang jelas ada rasa menyesal telah membuat Chaca sedih karena kepergiannya.

“Cha”Deva mendekat

“Chaca kenapa bisa gini?”Kata Deva

Chaca terdiam. Dia tak ingin deva tau masalahnya selama ini. Begitu sulitnya menghilangkan Deva. Karena sekali Chaca mencintai seseorang, tak bisa lagi dia lepaskan.

“Dia gini karena kamu”Kata Arya

“ini bukan salah dia, Ya”Bisik Chaca

Deva pulang, menarik tangan Nuri dan pulang tanpa pamit. Chaca ingin sekali mengejarnya. Kerinduannya terhadap Deva masih ada walaupun sedikiit. Tapi rasa itu masih ada.

Deva pulang kerumah dan bertanya kepada Ayahnya. Ayahnya melanggar janjinya kepada Chaca. 2 tahun dia menyimpan semuanya demi Chaca dan kebahagiaan anaknya. Ayahnya menceritakan luka yang lama Chaca pendam. Deva tak dapat berkata. Dia tak dapat mengeluarkan suara. Fikirannya kacau. Dia berfikir bagaimana bisa Chaca bertahan, sementara dirinya pergi dan sementara kakinya juga pergi. Bagaimana bisa dia tersenyum ketika rasa rindu itu mendekam dalam hatinya.

“Yah, terus gimana bisa Chaca seperti sekarang?”Kata Deva

“Maksud kamu?Tersenyum?”

“Itu di luarnya, di dalamnya dia rapuh. Tetapi Arya menutupi semuanya Arya mengajarkan dia tersenyum”Kata Ayah

“Va…”tiba-tiba terdengar suara Chaca

“Chaca?”Kata Deva kaget

“Chaca nungggu Deva. Chaca kangen sama Deva”Isak Chaca

Deva memeluknya dan meminta maaf atas semuanya.

“Jangan sama aku. Sama Arya dong”Kata Chaca menangis

“Thanks”

“Cha, sekarang kamu ngerti jodoh yang aku maksud dulu?seseorang yang menikah yang cerai dia bisa menemukan jodohnya. Karena .aku bukan cowok yang baik buat kamu. Kita Cuma sahabat. Maaf kalau selama ini ketus. Tapi semua itu untuk mengajarkan kamu supaya bisa menerima kenyataan”

Chaca memeluk Arya dan Deva. Baginya Deva segalanya dan Arya jodohnya yang rela berkorban untuknya.

Chaca terjatuh pingsan. Ternyata Arya, Deva, Tama dan Desi baru mengetahui kalau Chaca tak mempunyai umur yang panjang karena Kanker hati yang mengendap lama dalam diri Chaca.

Chaca tak sadarkan diri dari hari itu hingga sebulan ini. Hari ini tepat ketika kakinya hilang. Tepat ketika Deva pergi. Chaca membuka matanya. Deva dan Arya yang menantinya semalaman.

“Arya…Arya”Kata Chaca

“Ya”Kata Arya

“Jangan tinggalin Chaca”

“Chaca cinta sama Deva, Ar”Ucap Chaca lemah. Jemarinya di genggam halus oleh Deva. Dia mengecup kening Chaca. Chaca menghembuskan nafasnya untuk yang terakhir. Chaca pergi selamanya. Meninggalkan kenangan untuk Deva. Deva terpukul dengan semua itu. Tuhan benar-benar memberikan rencana terduga terhadap Chaca dan dirinya.

Cinta memang membuat seseorang gila. Membuat seseorang merasa semuanya hanya sekali, mereka rela meninggakan semuanya. Tetapi sebenarnya, cinta itu indah. Cinta mengajarkan banyak hal. Tentang pengorbanan dan persahabatan. Cinta itu rela berkorban. Cinta tak mengatakan apa yang yang sebenarnya. Dia mengatakan apa yang tidak dia katakan. Semakin lama membenci semakin lama cinta itu tumbuh subur. Cinta bukan benda yang dapat di simpan. Tetapi cinta dapat berthan lama, cinta tak pernah mati hingga raga ini menyatu dengan tanah.

20.1.09

Fall in love

Cinta...cinta..cintA
mengapa selalu saja tentang dia..
Cinta VS persahabatan...
persahabatan bisa menjadi cinta tapi mengapa cinta tak bisa menjadi persahabatan?
aku makin tak mengerti tentang apa yang tuhan gariskan tukku
aku makin bingung dan tak lapok atas cinta..
begitu indah..
dan berkali-kali aku tersakti.
tak ada yang abadi..
"Ada awal dan ada akhirnya, memang tak ada kisah yang bisa sempurna, seperti yang slalu di impikan dan mimpi tak slalu jadi kenyataan.."
penggalan lagi milik the rain cukup mewakili hatiku saat ini karena memang aku lebih banyak bermimpi tanpa harus berusaha..

kehancuranku

Aku muali tak percaya akan cinta
cinta hanya bisa menyakiti..
tapi kenapa sampai sekarang aku masih bisa jatuh cinta dan mencintai
aku hanya ingindi cintai seseorang yang tulus tanpa ada rasa menyesal setelahnya
aku sadar tak semuadah itu tanpa dia
tapi aku yakin aku sanggup..
cinta, jauhkan aku dari penderitaan
dan bahagiakan hatiku yang telah lama terluka"

"kegundahanku"

Aku tak tau kemana lagi harus malangkah
ketika kaki ini lelah tuk berpijak
ketika tangan ini rapuh tanpanya
tapi aku harus bisa tegar dan melewati cobaan hidup tanpanya dan mulai terombang-ambing dalam kehancuran
cinta telah merusak segalanya
dan cinta telah membuat hati ini hancur dan tak berbentuk lagi..
aku telah menyesal memulai kisah itu tetapi aku tak pernah menyesal telah mengenalmu karna kau yang ada dalam hidupku selamanya...
sebagai seorang sahabat dan orang yang mengenalku lebih dari orang lain kenal...

Kegundahanku

;;

Template by:
Free Blog Templates