21.7.09

Kamu mencintainya,

© Ketika kamu rela menerima kesalahan di, karena itu adalah bagian dari kepribadiannya

© Ketika kamu Rela memberikan hatimu, kehidupanmu, bahkan kematianmu

© Ketika hatimu tercabik bila ia sedih Dan berbunga ketika ia bahagia

© Ketika kamu menangis untuk kepedihanya dan biarpun dia cukup tegar menghadapinya

© Ketika kamu tertarik pada seseorang tetapi kamu masih SETIA bersamanya.

© Cinta adalah pengorbanan…

© Mencintai berarti memberi..

© Kadang memang menyakitkan tetapi itulah harga yang harus di bayar untuk sebuah cinta ketika kita mulai mengenalnya.



ONLY IN MY DREAMS

Sissy membungkukkan badannya sambil menarik nafas panjang. Dia terengah-engah di depan pintu kelasnya. Kelas XII IPA 4

“I’m late”Desisnya.

.Padahal jarum jam baru berlalu dari pukul 07.00, guru piket telah ada di dalam kelas. Mereka yang terlambat dilarang mengikuti jam pelajaran pertama selama satu jam pelajaran dan mendapat hukuman yang tepat untuk mereka yang terlambat, termasuk Sissy. SMA Bunda Pertiwi, SMA yang terkenal taat dengan peraturan sekolah. Jam 7 tepat guru piket telah berada di depan sekolah. Sissy, siswa kelas XII IPA 4, ini tahun ajaran baru, dia telah membuat pelanggaran hebat. MOS telah selesai ini awal pelajaran di mulai.

“Kalian putari lapangan 5 kali tanpa berjalan”Ucap salah seorang guru piket

Sissy berlari, baginya lari adalah sesuatu yang telah terbiasa tetapi dia malu dengan guru piket yang terus memandangnya. Ini pertama kalinya terlambat selama 2 tahun dia tidak pernah terlambat, selalu lolos walaupun mepet tapi itu sesuatu yang bagus. Terik matahari pagi itu tak terlalu panas, hanya keringat yang berceceran di sekitar wajahnya. Setelah 5 kali putaran, Sissy mengikuti lainnya untuk berbaris. Di bungkukannya tubuhnya rampingnya kedepan, nafasnya naik-turun. Dia menoleh kebelakang ditela’ah satu persatu wajah tiap anak yang menemaninya pagi itu. Bola matanya terhenti pada satu cowok di belakang barisannya tepat.

“Rendi”Desisnya

Cowok itu telah menghilang dari matanya setelah 3 minggu di semester akhir kemarin setelah beberapa waktu dia menhilang ternyata dia kembali lagi. Dia tersenyum kecil kearah Sissy. Senyum yang telah lama menghilang, entah kapan senyum itu kembali ke bibirnya. Cowok yang sekarang duduk di kelas XII IPA 1, cowok yang mencuri hatinya. Entah sejak kapan Rendi mencuri hatinya tetapi sejak kelas XI awal bertemu Rendi, Sissy merasakan sesuatu yang berbeda di hatinya.

“Ya, Bel jam pertama telah selesai. Sekarang waktunya kembali ke kelas masing-masing”Kata Mr.Wildan. Guru bahasa Inggris yang lumayan galak. Suaranya mengagetkan Sissy dan membangunkannya dari lamunannya tentang Rendi. Rendi mendekatinya.

“Hi..”Sapanya

“Hi juga,,,kemana aja selama ini??”Tanyaku penasaran

“Nggak kemana-mana…di kelas males aja keluar”Katanya

“Bohong”Kata Sissy

Rendi hanya tersenyum. Ternyata Sissy tahu bahwa dia tak ada di sekolah selama ini. Sissy dan Rendi tak sekelas mereka berpisah kelas.

“Aku masuk ya?”Katanya

“Yapz”ucapku

Sissy mengamatinya perlahan lewat cara jalannya dan memandang punggungnya. Andai saja dia tahu perasaan Sissy yang sebenarnya. Sissy menarik nafas panjang dan menghembuskannya seakan memiliki beban berat yang menimpanya. Sissy mengetuk pintu kelasnya. Guru Mapel pagi ini tak begitu memperdulikannya. Beliau langsung menyuruh Sissy duduk karena beliau faham betul bahwa hukuman dari guru piket telah cukup melelahkan muridnya ini. Sissy berjalan menuju bangkunya. Chika, sahabatnya yang duduk sebangku dengannya hanya tersenyum. Pelajaran hari ini cukup membosankan. Membuat Sissy sedikit ngantuk.

“Si”Panggil Chika membuatnya sedikit kaget

“Ya”

“gimana Rendi??masih Cinta?”Tanyanya penasaran

“Kayak lagunya Kotak aja “Masih Cinta”Kataku tersenyum

“Memang ada apa?”TanyaKu sekali lagi dan menatapnya heran karena tak biasanya sahabatnya itu bertanya seperti itu padanya.

“Ngga Cuma Tanya”Jawabnya singkat

Sissy mengangkat bahu “entahlah”

Sissy menangkap sesuatu yang berbeda dari sahabatnya itu. Entah apa tetapi sesuatu besar yang sedang di hadapi sahabatnya itu.

Jam pelajaran telah usai dan jam istirahat baru saja berdentang. Kantin tempat favorite yang paling nyaman untuk menggosip dan menetaskan lelah dengan 4jam mata pelajaran.Bikin mata Sepet. Sissy, Chika, Anggi, Septy, dan Molly mereka berlima berjalan menuju kantin.

Setelah di kantin….

“Si”Panggil ke tiga sahabatnya

“Masih ngarep Rendi??”Tanya mereka bersamaan

“Kenapa pada Tanya gitu sih??tadi Chika sekarang kalian, ada apa sebenarnya??”Sissy balik bertanya kepada sahabatnya itu

Mereka saling memandang tak satupun berani menjawab. Sampai pulang sekolahpun tak ada satuorangpun dari sahabatnya yang menyinggung tentang apa yang mereka tanyakan pagi tadi.

“Yah…what ever lah!!”Batin Sissy

“Apapun yang terjadi aku tetep sayang kamu,, Rendi”Teriak Sissy setelah sampai di kamarnya. Dia memejamkan matanya dan terlelap. Di matanya Rendi menari-nari dalam mimpinya.

“Apa ini Cinta?”Tanyanya dalam hati ketika dia sibuk mengerjakan PR fisikanya

“Love at the first sight???”Tanyanya sekali lagi

“Tuhan, I’m falling in love!!!!”teriaknya sekali lagi.

6 Bulan kemudian….

Tiba-tiba handphonenya berdering….

“Anggi???”Tanyanya heran saraya menyambar Handphone di sampingnya.

Dengan terseyum dia menganggkat telefon dari sahabatnya itu.

“Apa??”Tanyanya girang

“Besok minggu kumpul di rumah Chika”Katanya

“Ada siapa aja??”Tanya sissy

“Banyak kok!!dateng ya???”Jawabnya singkat

“Kamu harus tahu yang sebenarnya, kamu harus lepas dari Mimpi-mimpi kamu. Kita tidak bisa melihat kamu terus-terusan gini. Kamu harus keluar dari mimpi kamu, Si”

“Maksudnya?”tanyaku heran

“Pokoknya dateng”Bye”Klik terdengar nada telefon terputus

Sissy merasa aneh dengan sikap sahabatnya itu. Berhari-hari setelah liburan dan sebelum liburan mereka seperti ini terhadap Sissy. Tepatnya ketika mereka tahu bahwa Sissy benar-benar jatuh cinta terhadap Rendi. Mereka menutupi sesuatu yang Sissy tak pernah tau.

Hari minggu masih jauh, hari-hari Sissy masih dia gunakan untuk mencari tahu tentang apa yang sahabatnya sembunyikan dan tentang Rendi yang pernah menghilang setelah ujian akhir semester dan baru muncul di awal semester kelas XII entah kenapa manusia aneh itu. Misterius.

Sissy belum mendapatkan apa yang dia mau, Rendi semakin menjauh dari Sissy. Membuat Sissy semakin bingung tak tau harus berbuat apa. Hari ini hari Sabtu, 19 November, Sissy sedang asyik mendengarkan music dari Radio kesayangannya. Tiba-tiba ada pesan di Radio itu untuknya. Penyiar radio itu jelas menyebut namanya Sissy di SMA Bunda Pertiwi. Hanya dirinya yang memiliki nama itu di selluruh sentero sekolah. Ada seorang cowok mengirim pesan untuknya.

“Buat Sissy di SMA Bunda Pertiwi Dari Rendi di SMA Bunda Pertiwi. Si, Andai kamu denger pesanku ini, Aku pengen kamu bisa terima kenyataan yang jauh dari mimpi kamu, kamu harus bisa terima itu, karena mimpi dan kenyataan jauh berbeda. Mimpi yang kamu ingin tidak selalu bisa terkabul, Si”Kata penyiar itu membacakan pesan dari Rendi.

Sissy termenung, memikirkan apa yang Rendi katakan. Entah apa yang Rendi ingin, dan apa yang akan di lakukan sahabatnya besok Sissy belum tahu. Sissy terlelap malam ini dengan penuh pertanyaan dalam benaknya. Esok pagi apa yang terjadi dia sendiri belum tahu. Apa yang Rendi maksud dengan Mimpi yang tak bisa tercapai, dan apa yang akan di perlihatkan kawan-kawannya.

Hari ini Minggu pagi, matahari bersembunyi di balik bukit. Dia enggan muncul pagi ini, awan gelap terus menyelimuti bumi pagi ini. Sissy terbangun dari tidurnya, membuka jendela dan berdiri menatap langit yang mendung. Fikirannya penuh dengan kalimat-kalimat yang selalu kawan-kawannya katakan. Hari ini jam 10 pagi, Sissy semakin takut melangkah. Dia berlari kecil menyembar handuk, dan menuju kamar mandi.

“Ma, Sissy mau ke Chika jam 10, mama ngga apa-apa sendirian?”Tanya Sissy ketika sarapan pagi

“Ya, Ngga apa-apa kok”

Sissy bersiap-siap di kamarnya. Sissy takut datang kesana, entah kenapa tiba-tiba ada perasaan seperti ini. Kejadian ganjal terus-terusan ada, Rendi yang sudah beberapa hari tak terlihat. Sissy enggan melangkah, berat rasanya. Dia terus-terusan menarik nafas panjang. Hingga Mama mendengarnya.

“Ada masalah, Sayang?”Tanya Mama

Sissy menggeleng. Dia berjalan ke garasi mengeluarkan motornya. Tak ada semangat Sissy yang dulu. Jam 10 lewat 5 menit. Sissy berjalan perlahan hingga akhirnya sampai di rumah Chika. Mereka sudah datang lebih dulu dari Sissy. Sissy membuka pintu rumah Chika.

“Si,”Kata mereka bersamaan

“Ada apa sih??”Tanya Sissy

“Ikut kita yuk”

Sissy tak banyak bicara, dia hanya terdiam mengikuti ke empat kawannya itu. Sissy bingung. Tapi, Sissy percaya mereka sayang Sissy. Arah mereka menuju rumah sakit. Entah apa ini maksudnya. Sissy semakin tak mengerti. Tetapi dia hanya terdiam, Mengikuti ke empat sahabatnya. Kamar Melati 309. Mereka membuka pintu itu dan Sissy melihat seorang cowok terbaring lemah disana.

“Rendi”Ucap Sissy Lirih. Ada telaga bening di matanya, entah kapan dia ada di mata Sissy.

Rendi tersenyum.

“Kanker Otak”Ucap Chika

Sissy berlari keluar. Dia menangis. Chika mengejarnya. Entah apa yang Sissy takutkan terjawab sudah.

“Ka, aku sayang banget sama dia, dia pangeranku dalam mimpi, Ka”Isaknya menyadari Chika di sampingnya.

Chika tak tahu harus berbuat apa, karena dia sendiri sedang sibuk terlihat tegar. Jujur saja dia sama dengan Sissy, dia benci hari ini.

“Sissy”Tiba-tiba terdengar suara Rendi

“Aku tahu, aku mimpi kamu. Kamu sayang aku”Katanya lirih

“Maaf selama ini aku menghilang, Maaf selama ini aku ngga peduli sama cinta kamu. Karena penyakit ini. Aku nggak pengen kamu sedih kalau suatu saat tuhan ingin aku, Si”Katanya seraya mengangkat wajah Sissy.

“Dari mana kamu tau, Aku sayang kamu?”Tanya Sissy

“Foto-foto aku di flashdisk kamu, Di friendster, dan tulisan tentang aku di blog kamu, tulisannya gini kan “ ketika aku hancur karena laki-laki, kamu yang menyadarkan aku bahwa aku masih bisa jatuh cinta lagi dan itu sama kamu, Rendi”Katanya mengeja tulisan Sissy di Blognya. Dan tersenyum.

“…..”Sissy terdiam kartu matinya telah terbuka.

“Maaf kita nggak bisa sama-sama, tapi jangan takut aku menghindar, aku tetap Mas Rendi kamu”

Sissy semakin sesenggrukan, sahabat memang sulit menjadi cinta. Sissy sakit memang. Tetapi dia benar-benar terima apa yang Rendi katakan. Rendi baik dia tak ingin Sissy masuk dalam dunianya. Karena umurnya tak tahu kapan akan tuhan akhiri lewat penyakitnya.

“Belum semuanya cinta itu kamu kasih ke aku kan?Akhiri mimpi kamu tentang kita, beri hati itu untuk orang yang lebih pantas untuk kamu”Ucap Rendi bijak

“kamu masih bisa jatuh cinta lagi”

Seminggu setelah kejadian itu, Rendi tak sadarkan diri. Dia Koma, hingga akhirnya tuhan mengambilnya untuk selama-lamanya. Sebelum meninggal Rendi membuka matanya dan meraih tangan Sissy. Dan menghembuskan nafasnya. Sissy belum bisa menerima kenyataan ini, tapi dia sadar kalau Rendi tak ingin dia menangis dan belajar mencintai orang lain. Mencintaimu bukanlah bagaimana aku melupakanmu, Melainkan bagaimana aku merelakanmu, bukanlah apa yang aku lihat melainkan apa yang aku rasakan, bukanlah bagaimana aku menderita melainkan bagaimana aku dapat bertahan tanpa kamu. Rendi, you’re only in my dreams.


7.7.09

Ketita semuanya berakhir...

kamu pergi ketika hati ini tersadar aku benar-benar jatuh cinta...
tapi kenapa semuanya harus berakhir...
kita saling menyayangi tetapi mengapa kita harus saling menyakiti...
tuhan, beri aku kesempatan yang tak penah ku sesali..kesempatan
di mana aku bertemu dengamu sekali lagi dan bersamamu walaupun sekejap...
tuhan, jika dia memang jodohku..kemlaikan dia seperti dulu..ketika semuanya tak pergi
meninggalkanku sendiri....
Nanti, esok, dan seterusnya...

;;

Template by:
Free Blog Templates